Jakarta – Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, wahai para pejalan dan pemburu petualangan surgawi! Kali ini ane mau ngajak ente semua menyusuri jejak-jejak menakjubkan di Tongariro Alpine Crossing, salah satu trek paling spektakuler se-Selandia Baru bahkan se-dunia, cuy!
Ibarat ente lagi nyari tempat buat “healing” tapi nggak sekedar duduk di pinggir kolam sambil ngopi-ngopi ala warung tetangga, nah tempat ini cocok banget buat dijajal. Trek satu ini tuh bukan sekadar jalur hiking biasa, tapi kayak jalan-jalan ke film fiksi ilmiah. Bayangin aja, jalan di antara gunung berapi, danau warna toska, dan medan kayak permukaan Mars tapi versi adem ayemnya Selandia Baru.
Tongariro Alpine Crossing tuh letaknya di Pulau Utara Selandia Baru, di kawasan Taman Nasional Tongariro. Trek ini panjangnya sekitar 19.4 kilometer, dan butuh waktu sekitar 6-8 jam jalan santai (asal nggak sambil ngelamun atau selfie mulu).
Sejarah dan Latar Belakang: Bukan Trek Kaleng-Kaleng, Sob!
Jangan salah kaprah, meskipun sekarang dipadati bule-bule dan wisatawan dari pelosok dunia, kawasan Tongariro ini punya nilai spiritual tinggi buat suku asli Māori. Khususnya bagi suku Ngāti Tuwharetoa, gunung-gunung di sini dianggap suci. Gunung Tongariro, Ngauruhoe, dan Ruapehu adalah simbol kekuatan dan leluhur mereka.
Tahun 1887, kepala suku Horonuku Te Heuheu Tukino IV “nyumbangin” gunung-gunung suci ini ke pemerintah Selandia Baru, supaya tetap dilindungi dan nggak dijadiin lahan parkir atau tempat piknik sembarangan. Jadilah kawasan ini jadi taman nasional pertama di Selandia Baru, bahkan termasuk salah satu taman nasional pertama di dunia yang diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia.
Bayangin aja, lu jalan-jalan di trek yang bukan cuma indah, tapi juga penuh makna sejarah dan spiritualitas. Jadi jangan cuma mikir selfie, cuy, tapi resapi juga suasananya kaya orang lagi ngaji tafsir, bukan sekadar baca teks!
Rute dan Kondisi Trekking: Dari Adem Ayem ke Nanjak Ngenes
Buat yang belum pernah naik gunung, jangan langsung keder. Emang sih, rute Tongariro ini menantang, tapi asalkan ente sehat wal afiat dan nggak abis makan 3 piring nasi uduk, insya Allah kuat!
Total Jarak:
Sekitar 19.4 km, dari Mangatepopo Carpark ke Ketetahi Carpark.
Durasi:
Antara 6–8 jam, tergantung kecepatan, cuaca, dan berapa kali berhenti buat ngaso dan selfie.
Titik Penting di Sepanjang Jalur:
- Mangatepopo Valley – Start point yang adem dan datar. Enak buat pemanasan.
- Soda Springs – Ada air terjun kecil, spot ngaso dulu sebelum nanjak berat.
- Devil’s Staircase – Nah ini tanjakan maut, namanya aja udah serem. Disini biasanya banyak yang megap-megap sambil mikir, “Kenapa gue nggak rebahan aja di kosan?”
- South Crater – Lapangan luas yang bikin lu ngerasa kayak lagi jalan di bulan.
- Red Crater – Salah satu spot paling epik, merah merona kayak sambal ulek.
- Emerald Lakes – Danau warna hijau toska yang bikin hati adem walau kaki pegel.
- Blue Lake – Danau biru yang anggun, cocok buat merenung kayak habis ditolak gebetan.
- Ketetahi – Turunan panjang, tapi jangan senang dulu. Lutut mulai goyang disini.
Musim Terbaik:
Paling aman dan nyaman itu antara November – April. Di musim dingin (Mei–Oktober), trek bisa diselimuti salju dan bahaya es. Kecuali ente ninja gunung atau punya jurus tahan dingin, mending hindari dulu.
Keindahan Alam dan Landmark Utama: Dari Neraka Merah ke Danau Surga
Sob, kalo di dunia ini ada tempat yang bisa nyatuin rasa takut, kagum, norak, dan spiritual dalam satu paket hemat, ya ini dia: Tongariro!
Mount Ngauruhoe
Gunung berbentuk kerucut sempurna ini jadi bintang di film Lord of The Rings sebagai Mount Doom. Keren banget, tapi jangan langsung nekat naik ke puncaknya ya, karena sekarang pendakian ke Ngauruhoe udah nggak dianjurkan lagi untuk menghormati nilai suci Māori.
Red Crater
Warna tanahnya merah bata, kadang kayak habis dibakar. Nggak heran, soalnya ini kawah vulkanik aktif yang masih ngebul. Bau belerangnya juga kadang nyengat, bikin mata berair kayak lagi motong bawang.
Emerald Lakes
Tiga danau kecil berwarna hijau kebiruan ini jadi icon-nya Tongariro. Warna airnya hasil reaksi mineral, bukan efek TikTok filter, bro!
Blue Lake
Lebih kalem dan damai. Danau ini suci buat Māori, jadi jangan coba-coba nyemplung atau berenang, ntar ente disemprot kayak maling sendal!
Pengalaman dan Aktivitas Selama Trekking
Lu bakal ngalamin perubahan alam yang drastis. Dari jalan tanah datar, mendadak nanjak kayak ngejar deadline skripsi, terus melintasi kawah, lalu turun pelan-pelan sambil ngurut betis. Setiap tikungan kasih pemandangan baru kayak channel YouTube, tapi ini beneran real life!
Aktivitas yang Bisa Dilakuin:
- Fotografi: Jangan lupa bawa power bank, tempat ini Instagramable parah!
- Observasi Alam: Cek flora endemik kayak lumut, moss, dan semak gunung.
- Refleksi Diri: Tempat ini cocok buat mikir hidup, kayak “Gue udah sejauh ini, tapi kok jodoh belum dateng-dateng ya?”
Tips Penting dan Persiapan Sebelum Berangkat
Jangan cuma modal semangat, cuy. Persiapan itu kunci, kayak kunci jawaban Ujian Nasional (eh).
Pakaian dan Perlengkapan:
- Jaket tahan angin dan air
- Sepatu trekking anti licin
- Layer pakaian (biar gampang buka pas panas)
- Topi, sunblock, dan kacamata hitam
- Senter/headlamp kalau telat turun
Perlengkapan Wajib:
- Air minum minimal 2 liter (nggak ada warung di atas!)
- Snack tinggi energi: coklat, kacang, roti isi
- Peta jalur atau aplikasi offline
- First aid kit
Transportasi:
Karena ini one-way trek, biasanya orang naik shuttle atau parkir di salah satu ujung dan dijemput di ujung satunya. Bisa pesan shuttle dari Turangi, Taupo, atau National Park Village.
Alternatif Trekking dan Aktivitas Lain di Sekitar Tongariro
Kalau kaki ente masih kuat dan hati masih bergelora, coba deh:
- Tongariro Northern Circuit: Trek multi-hari yang masuk daftar Great Walks-nya Selandia Baru.
- Mount Ruapehu: Di musim dingin bisa buat ski. Di musim panas bisa buat naik gondola atau jalan-jalan.
- Turangi dan Taupo: Kota kecil dengan banyak penginapan, spa geothermal, dan makanan enak.
Tongariro Crossing bukan cuma perjalanan fisik, tapi juga rohani. Lu bakal diajak ngerasain perjuangan, keindahan, tantangan, dan kekaguman dalam satu jalur. Ibarat kata, ini bukan jalan-jalan biasa, tapi semacam ziarah ke alam yang mengajarkan banyak hal. Dari yang semula pengin gaya-gayaan buat update status, pulangnya bisa-bisa jadi lebih bijak dan bersyukur. Jadi, buat ente yang pengin cari pengalaman beda, penuh tantangan tapi juga penuh pahala rasa syukur Tongariro Crossing jawabannya. Jangan lupa, jaga alamnya, hormati budayanya, dan hargai diri sendiri yang udah mau nanjak sejauh itu. Mantap, ‘kan? Semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung ke www.worldinformationknow.com